Pemanfaatan
tanaman bambu di Indonesia telah berlangsung sangat lama. Masyarakat pedesaan
kita sejak zaman dahulu sudah menggunakan bambu untuk berbagai keperluan
penunjang hidup, seperti membuat rumah atau perabotan rumah tangga. Namun
tanaman ini sebenarnya tidak hanya bisa mendatangkan manfaat ekonomi belaka.
Bambu juga punya potensi besar untuk dijadikan sebagai tanaman konservasi
lingkungan.
Salah satu
keunggulan bambu sebagai tanaman konservasi lingkungan adalah kemampuannya
dalam menjaga ekosistem air. Sistem perakaran tanaman bambu sangat rapat.
Akar-akarnya menyebar ke segala arah, baik menyamping atau pun ke dalam. Lahan
tanah yang ditumbuhi rumpun bambu biasanya menjadi sangat stabil. Tak mudah
terkena erosi. Oleh karena itu air juga lebih mudah menyerap ke dalam tanah
yang ditumbuhi tanaman tersebut.
Bambu
merupakan teknologi kapiler dari alam yg paling canggih, sebagai peresap dan
menyimpan air, buktinya di setiap kerimbunan hutan Bambu pasti terdapat mata air
yg keluar konstan dan stabil biarpun di musim kemarau. Bambu mampu melepas 35
persen oksigen dan merupakan tumbuhan yang sangat berguna dalam menghijaukan
tanah-tanah yang tidak produktif atau telah terdegradasi.
Perkebunan
bambu juga memberikan manfaat yang luas, tumbuh cepat dan dapat di panen dalam waktu
singkat. Bambu dapat menjadi panel, lantai, bio-fuel, furnitur dan kebun bambu
itu sendiri dapat menjadi lokasi “carbon catchment” yang memiliki nilai
ekonomi. Bambu memiliki image sangat bagus yaitu “bamboo is the green material”
Sebagai
tanaman jenis rumput-rumputan, bambu juga memiliki batang yang kuat dan lentur.
Tanaman ini tahan dari terpaan angin yang kuat. Karakter tersebut membuat bambu
sangat cocok dijadikan tanaman penghijauan, terutama di daerah aliran sungai
(DAS). Tanaman bambu sebenarnya juga mempunyai sifat tahan kekeringan.
Kemampuannya untuk tumbuh di lahan curam — pada ketinggian antara satu hingga
seribu lima ratus meter di atas permukaan laut — juga bagus sehingga sangat
berguna untuk menahan tanah dari kelongsoran.
Bambu juga merupakan
salah satu jenis tanaman perintis, sehingga untuk tumbuh tidak membutuhkan
persyaratan tumbuh yang teramat rumit sebagaimana tanaman lain. Adapun syarat
tumbuh yang baik untuk pertumbuhan bambu adalah sebagai berikut : (1)
pada semua jenis tanah terutama jenis tanah dengan tekstur berpasir
sampai berlempung, berdrainase baik, pH tanah yang dikehendaki antara
5,6 – 6,5; (2) pada dataran rendah maupun dataran tinggi hingga
ketinggian 1.500 m dpl; (3) dengan iklim tipe A hingga C (Schmidt – Ferguson) dengan
suhu udara 270 – 360 C dan kelembaban udara ± 80 %, walaupun demikian
bambu dapat tumbuh di lahan sangat kering dengan tipe iklim
D
Perbanyakan
tanaman bambu yang biasa dilakukan adalah dengan cara vegetatif
melalui stek batang atau stek rhizoma. Adapun
untuk mendapatkan bibit secara massal dalam waktu relatif singkat
dengan cara mudah dan biaya murah
adalah dengan menggunakan metoda perbanyakan cangkokan
cabang/ranting. Bahan untuk mencangkok berupa kantong plastik bening ukuran 0,5
kg dengan media sabut kelapa. Sabut direndam air, lalu dimasukkan ke dalam
kantong plastik,. setelah dipadatkan dan ujungnya diikat, kantong berisi media
disayat sebagian. Pangkal cabang yang akan dicangkok dimasukkan ke bagian yang
tersayat lalu diikat erat-erat. Dalam waktu kurang dari
satu bulan akar sudah tumbuh, dan cabang
baru bisa diambil setelah akar yang kelihatan pada bungkus plastik itu berwarna coklat, ujung cabang
dipotong tinggal 1,5 meter sebelum disemai di polybag.
Sayangnya,
meski punya potensi besar sebagai tanaman konservasi lingkungan maupun sebagai
tanaman produktif lainnya, berbagai varietas tanaman bambu di Indonesia pada
saat ini dalam kondisi terancam punah. Berbagai jenis tertentu dari tanaman ini
hanya bisa ditemui di daerah-daerah tertentu
Kebutuhan akan
tanaman bambu yang sangat besar untuk kepentingan ekonomi, serta kurangnya
upaya budi daya bambu, membuat bambu semakin menjadi tanaman langka di
Indonesia. Upaya budi daya secara massal perlu dilakukan. Salah satu upaya budidaya
bambu yang bisa dilakukan adalah dengan menjadikan bamboo sebagai tanaman
konservasi lingkungan, terutama untuk menambah cadangan air tanah. Sebagai
tanaman perintis, bambu mudah ditanam di berbagai jenis dan tekstur tanah.
Perawatannya juga relatif mudah dan murah. Berbagai keistimewaan itu membuat
bambu sangat sesuai dijadikan sebagai tanaman penting untuk mendukung berbagai
upaya konservasi lingkungan di Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar