Bibit berkualitas baik akan tumbuh menjadi tanaman sengon yang sehat dan tumbuh dengan cepat. Praktik pembibitan yang baik harus memenuhi unsur-unsur teknis budidaya, ketelitian, dan tentu saja benih yang baik. Dengan terpenuhinya unsur-unsur ini, bibit yang dihasilkan akan berkualitas.
1. PERBENIHAN
Pada umumnya tanaman sengon diperbanyak dengan bijinya. Biji sengon yang dijadikan benih harus terjamin mutunya. Benih yang baik adalah benih yang berasal dari induk tanaman sengon yang memiliki sifat-sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak menjadi inang dari hama ataupun penyakit.
Ciri-ciri penampakan benih sengon yang baik sebagai berikut:
1. Kulit bersih berwarna coklat tua
2. Ukuran benih maksimum
3. Tenggelam dalam air ketika benih direndam, dan
4. Bentuk benih masih utuh.
Selain penampakan visual tersebut, juga perlu diperhatikan daya tumbuh dan daya hidupnya, dengan memeriksa kondisi lembaga dan cadangan makanannya dengan mengupas benih tersebut. Jika lembaganya masih utuh dan cukup besar, maka daya tumbuhnya tinggi.
2. KEBUTUHAN BENIH
Jumlah benih sengon yang dibutuhkan untuk luas lahan yang hendak ditanami dapat dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan sederhana berikut:
· Luas kebun penanaman sengon 1 hektar (panjang 100m dan lebar 100m)
· Jarak tanam 3 x 2 meter
· Satu lubang satu benih sengon
· Satu kilogram benih berisi 40.000 butir
· Daya tumbuh 60%
· Tingkat kematian selama di persemaian 15%
Dengan demikian jumlah benih = 100 / 3 x 100/2 x 1 = 1.667 butir. Namun dengan memperhitungkan daya tumbuh dan tingkat kematiannnya, maka secara matematis dibutuhkan 3.705 butir. Sedangkan operasionalnya, untuk kebun seluas satu hektar dengan jarak tanam 3 x 2 meter dibutuhkan benih sengon kira-kira 92,62 gram, atau dibulatkan menjadi 100 gram.
3. PEMILIHAN LOKASI PERSEMAIAN
Keberhasilan persemaian benih sengon ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tempat. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa persyaratan memilih tempat persemaian sebagai berikut:
1. Lokasi persemaian dipilih tempat yang datar atau dengan derajat kemiringan maksimum 5%.
2. Diupayakan memilih lokasi yang memiliki sumber air yang mudah diperoleh sepanjang musim (dekat dengan mata air, sungai, dll).
3. Kondisi tanahnya gembur dan subur, berbatu/kerikil, tidak mengandung tanah liat.
4. Tidak Berdekatan dengan kebun penanaman dan jalan angkutan, guna menghindari kerusakan bibit pada waktu pengangkutan.
Untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah besar perlu dibangun persemaian yang didukung dengan fasilitas yang memadai, antara lain bangunan persemaian, sarana produksi tanaman dll.
4. PERLAKUAN BENIH
Sehubungan dengan biji sengon memiliki kulit yang liat dan tebal serta segera berkecambah apabila dalam keadaan lembab. Maka sebelum benih disemaikan, sebaiknya dilakukan treatment guna membangun perkecambahan benih tersebut, yaitu:
1. Benih direndam dalam air panas mendidih (80 C) selama 15 – 30 menit.
2. Rendam kembali benih dalam air dingin sekitar 24 jam, lalu ditiriskan.
3. Benih siap untuk disemaikan.
LANGKAH-LANGKAH PENYEMAIAN BENIH SENGON
Terlepas dari kegiatan pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana pendukung maka langkah-langkah penyemaian benih dapat dilakukan sebagai berikut:
1. PENABURAN
Kegiatan penaburan dilakukan dengan maksud untuk memperoleh prosentase kecambah yang maksimal dan menghasilkan kecambah yang sehat.
Kualitas kecambah ini akan mendukung terhadap pertumbuhan bibit tanaman, kecambah yang baik akan menghasilkan bibit yang baik pula dan hal ini akan dapat membentuk tegakan yang berkualitas.
Bahan dan alat yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penaburan adalah sebagai berikut:
1. Benih
2. Bedeng tabur / bedeng kecambah
3. Peralatan penyiraman
4. Tersedianya air yang cukup
Teknik pelaksanaan penaburan benih yaitu sebagai berikut:
- Bedeng tabur dibuat dari bahan kayu/bambu dengan atap rumbia dengan ukuran bak tabur 5 x 1 m ukuran tinggi naungan depan 75 cm belakang 50 cm.
- Kemudian bedeng tabur diisi dengan media tabur setebal 10 cm, usahakan agar media tabur ini bebas dari kotoran/sampah untuk menghindari timbulnya penyakit pada kecambah.
- Penaburan benih pada media tabur dilakukan setelah benih mendapat perlakuan guna mempercepat proses berkecambah dan memperoleh prosen kecambah yang maksimal.
- Penaburan dilakukan pada waktu pagi hari atau sore hari untuk menghindari terjadinya penguapan yang berlebihan.
- Penaburan ini ditempatkan pada larikan yang sudah dibuat sebelumnya, ukuran larikan tabur ini berjarak 5 cm antara larikan dengan kedalaman kira-kira 2 cm.
- Diusahakan benih tidak saling tumpang tindih agar pertumbuhan kecambah tidak bertumpuk.
- Setelah kecambah berumur 7 – 10 hari maka kecambah siap untuk dilakukan penyapihan.
2. PENYAPIHAN BIBIT
Langkah-langkah kegiatan penyapihan bibit antara lain adalah:
- Siapkan kantong plastik ukuran 10 x 20 cm, dan dilubangi kecil-kecil sekitar 2 – 4 lubang pada bagian sisi-sisinya.
- Masukkan media tanam yang berupa campuran tanah subur, pasir dan pupuk kandang (1:1:1). Jika tanah cukup gembur, jumlah pasir dikurangi.
- Setelah media tanam tercampur merata, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plasitk setinggi 3/4 bagian, barulah kecambah Sengon ditanam, setiap kantong diberi satu batang kecambah.
- Kantong plastik yang telah berisi anakan, diletakkan dibawah para-para yang diberi atap jerami atau daun kelapa, agar tidak langsung tersengat terik matahari.
Pada masa pertumbuhan anakan semai sampai pada saat kondisi bibit layak untuk ditanam di lapangan perlu dilakukan pemeliharaan secara intensif.