Kamis, 25 Agustus 2022

SUMUR RESAPAN SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF MENGATASI BANJIR DAN MENINGKATKAN KUALITAS AIR DI PEMUKIMAN

 


Perubahan penggunaan lahan akibat pembangunan perumahan, secara tidak langsung dapat merusak kawasan resapan air, padahal kawasan resapan air sangat penting untuk menunjang ketersediaan air tanah. Jika ketersediaan air tanah berkurang maka pasokan air tanah juga ikut berkurang. Disamping itu dengan intensitas curah hujan yang tinggi, aliran permukaan air dari pemukiman menjadi tinggi menjadi salah satu penyumbang bagi terjadinya banjir. Banjir yang semakin tak terkendali di beberapa wilayah, membuat kita ikut berfikir bagaimana cara untuk menanggulanginya. Dari sekian banyak cara yang telah di coba, salah satunya adalah membuat sumur resapan untuk mengatasi banjir. Bencana banjir dapat menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Bakteri dan kuman yang terbawa oleh sampah bersamaan dengan air banjir, akan menyebabkan timbulnya beragam penyakit dengan berbagai tungkat risiko. Mulai dari penyakit ringan hingga penyakit yang menimbulkan kematian. Oleh sebab itu, perlu dilakukan langkah-langkah penanggulangan banjir agar wabah penyakit tidak berkembang. Selain itu, metode penanggulangan banjir yang efektif juga dapat mengurangi kerugian waktu akibat banjir, serta kerugian fisik dan materiil yang dialami oleh korban banjir. Metode untuk mengatasi banjir salah satunya adalah metode sumur resapan. Pembuatan sumur resepan dinilai cukup efektif dalam membantu penyerapan air ke dalam tanah, terutama ketika terjadi genangan air sebagai salah satu penyebab banjir.

Sumur resapan (SR) adalah salah satu teknik rekayasa konservasi air berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh di atas, yang mempunyai manfaat yaitu mengurangi aliran permukaan, mengurangi aliran permukaan, mempertahankan dan menambah tinggi muka air tanah, mengurangi erosi dan sedimentasi, mencegah intrusi air dan penurunan tanah, dan mengurangi pencemaran air tanah.

 


Fungsi Sumur resapan antara lain dapat menampung dan menahan air hujan baik yang melalui atap rumah maupun yang langsung ke tanah sehingga tidak langsung keluar dari pekarangan rumah, tetapi mengisi kembali air tanah dangkal sebagai sumber air bersih. Fungsi Sumur Resapan untuk kehidupan sehari-hari antara lain :

1.  Sumber Irigasi

Sumur resapan dapat dimanfaatkan untuk mengairi lahan dan membendung air yang akan dilakukan apabila saluran irigasi sedang mengalami gangguan seperti kekurangan air. Sumur resapan sendiri dapat menggantikan sementara dari sumber irigasi, sehingga dapat dikatakan jika sumur resapan memiliki peran penting dalam membantu proses irigasi ketika sedang kekurangan air.

2.  Alternatif Saluran Air PAM

Ketika air PAM tersendat biasanya pendistribusian air ke masyarakat akan tersendat dan membuat masyarakat kesusahan untuk mendapatkan air. Biasanya masalah pada air PAM terjadi karena pipa yang pecah atau perbaikan saluran. Ketika masalah tersebut terjadi, maka sumur resapan dapat berfungsi sebagai sumber air cadangan sementara.

3. Mengurangi Aliran Permukaan dan Mencegah Terjadinya Genangan Air
Sumur resapan berfungsi untuk menyerap air yang berasal di atas permukaan tangah. Maka dari itu, sumur resapan dapat mengurangi aliran pada permukaan dan mencegah terjadinya genangan air yang berlebih.
Air tersebut akan tersimpan dan bermanfaat di kemudian hari.

4. Sumber Air untuk Keperluan Konsumsi

Air yang berasal dari sumur resapan juga dapat dikonsumsi sebagai air minum dan kebutuhan bahan makanan sehari-hari. Sumur resapan akan bermanfaat baik dalam membantu dan mendukung proses konsumsi pangan bagi masyarakat sekitar.

5. Sumber Air Utama di Suatu Daerah

Sumur resapan dapat dimanfaatkan untuk menjadi sumber air utama di suatu lingkungan maupun daerah. Sumur resapan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari.

Prinsip kerja Sumur Resapan adalah menyalurkan dan menampung air hujan ke dalam sebuah lubang atau sumur, agar air hujan dapat memiliki waktu tinggal di permukaan tanah lebih lama sehingga sedikit demi sedikit air dapat meresap ke dalam tanah. Di bawah tanah, air yang meresap ini akan merembes masuk ke dalam lapisan tanah yang disebut lapisan tidak jenuh, dimana pada berbagai jenis tanah, apisan ini masih bisa menyerap air. Dari lapisan tersebut, air akan menembus kedalam permukaan tanah (water table), dimana dibawahnya ada air tanah (ground water), yang terperangkap dalam lapisan akuifer. Dengan demikian, masuknya air hujan ke dalam tanah akan membuat imbuhan air tanah akan menambah jumlah air tanah dalam lapisan akuifer.

Sasaran lokasi Sumur Resapan yaitu :

1.    Daerah pemukiman padat penduduk dengan curah hujan tinggi;

2.    Aliran permukaan (surface run off) tinggi;

3.    Vegetasi penutup tanah <30 %;

4.    Struktur tanah yang dapat digunakan harus mempunyai nilai permebilitas tanah ≥ 2,0 cm/jam;

5.    Kedalaman air tanah minimum 1,50 m pada musim hujan;

6.    Diutamakan pada morfologi hulu dan tengah DAS; dan

7.    Jarak penempatan Sumur Resapan terhadap bangunan adalah:

a)  Terhadap sumur air bersih 3 meter.

b) Terhadap resapan tangki septik, saluran air limbah, cubluk, dan pembuangan sampah 5 meter.

c)  Terhadap pondasi bangunan 1 m.

 


 

Jumat, 29 Juli 2022

KEGIATAN STUDY BANDING PENYULUH KEHUTANAN DAN KELOMPOK TANI CABANG DINAS KEHUTANAN WILAYAH PACITAN WILAYAH KERJA PONOROGO DI KTH MURAKAPI DS. JABUNG KEC. PANEKAN KAB. MAGETAN DENGAN TEMA BUDIDAYA LEBAH MADU CERANA DAN KOPI



            Pada hari Kamis tanggal 21 Juli 2022 telah di adakan studi banding Penyuluh Kehutanan dan Kelompok Tani Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan Wilker Ponorogo di KTH Murakapi Ds. Jabung Kec. Panekan Kab. Magetan dengan tema budidaya lebah madu dan kopi yang di ikuti oleh 30 orang. Tujuan dilaksanakannya studi banding yaitu menambah wawasan serta pengetahuan Penyuluh Kehutanan dan anggota Kelompok Tani Hutan tentang Wanawiyata Widyakarya dalam pengelolaan usaha budidaya lebah Apis cerana dan tanaman kopi yang dikembangkan di KTH Murakapi, selanjutnya dapat menjadi contoh yang bisa diterapkan kedepannya bagi kelompok tani hutan binaan Penyuluh Kehutanan CDK Pacitan wilayah Kerja Kab. Ponorogo.

 KTH Murakapi Desa Jabung Kec. Panekan Kab. Magetan di jadikan lokasi study banding karena pada KTH Murakapi ditetapkan oleh Kementrian LHK sebagai KTH wanawiyata Widyakarya menjadi percontohan, tempat pelatihan ataupun magang dalam pengelolaan usaha dibidang kehutanan dan atau lingkungan  hidup, yang dimiliki dan dikelola oleh kelompok tani hutan. 

 

 

Dalam kegiatan study banding di KTH Murakapi Desa Jabung Kec. Panekan Kab. Magetan yang menjadi pemateri adalah Bapak H. Surat. Bapak H. Surat, nama seorang petani yang lahir pada tanggal 1 April 1954 dan hanya sempat mengenyam pendidikan Sekolah Dasar ini, bersama penduduk Desa yang mayoritas petani, sekitar tahun 1973 melakukan musyawarah membentuk wadah yang diberi nama Kelompok Tani Murakapi. Kelompok dikukuhkan dan resmi berdiri pada tanggal 22 Juni 1981. Sejak saat itu, berbagai kegiatan dilakukan terutama untuk mengatasi lahan kritis dengan menanam pohon di lahan hutan rakyat seluas kurang lebih 95 ha. Berbagai penghargaan individu telah didapatkan Bapak H. Surat, salah satunya yaitu mendapatkan penghargaan Kalpataru pada tahun 2003. Kalpataru merupakan penghargaan bagi individu atau kelompok atas jasanya dalam melestarikan lingkungan hidup.

Dengan adanya faktor kondisi lingkungan yang terjaga disekitar,dan awal mula dipelopori oleh Bpk.H.Surat, dalam membudidayakan lebah madu dengan cara tradisional, maka banyak orang mengikuti jejaknya membudidayakan lebah apis cerena. Lebih dari 300 kotak lebah madu berkualitas tinggi telah dihasilkan. Budidaya lebah madu di Kelompok Tani Murakapi masih tergolong tradisional. Rumah lebah berbentuk kotak tanpa sisir. Anggota Kelompok Tani Murakapi enggan beralih ke metode modern, mereka menganggap metode tradisional lebih disukai oleh lebah Apis cerana. Produk yang dihasilkan seperti madu dan bipollen oleh Kelompok Tani Murakapi dipasarkan di pasar lokal sekitar Kabupaten Magetan. Selain nilai ekonomi yang dihasilkan oleh lebah madu, Bapak H. Surat menyakini adanya nilai filosofi yang bagus dari lebah madu dan dapat diterapkan dikehidupan manusia, salah satunya kehidupan lebah madu yang menyukai kebersihan. Selain madu, di KTH Murakapi juga membudidayakan kopi varietas unggul dengan berbagai jenis  kopi yang dihasilkan antara lain arabica, robusta, liberica, exelca dan kopi luwak. dengan merk Java Lawu telah merambah seluruh Indonesia dengan metode pemasaran secara online .Produk dan jangkuan pemasaran kopi cukup beragam, ini yang sangat menarik untuk dicontoh dan di aplikasikan di dalam KTH binaan Penyuluh Kehutanan Wilayah Kerja Kab. Ponorogo.

 

            Hasil kegiatan study banding di KTH Murakapi Desa Jabung Kec. Panekan Kab. Magetan yaitu

1.      Mendapatkan informasi baru tentang wanawiyata widyakarya sebagai bahan acuan penyuluh kehutanan agar bisa dicontoh dan diterapkan di kelompok tani hutan binaannya.

2.    Dapat meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengembangkan usaha dibidang kehutanan yang sudah dikelola dan meningkatkan kapasitas kelompok dalam mengelola kegiatan nantinya

3.      Menambah wawasan dan pengetahuan yang akan di terapkan ke depannya untuk menjadi lebih baik bagi kelompok dan masyarakat sekitar.

Rencana tindak lanjut pasca di laksanakan kegiatan study banding di KTH Murakapi Desa Jabung Kec. Panekan Kab. Magetan yaitu

1.      Hasil kegiatan studi banding menjadi acuan dan masukan bagi KTH sekabupaten Ponorogo

2.    Dapat meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengembangkan usaha dibidang kehutanan yang sudah dikelola dan meningkatkan kapasitas kelompok dalam mengelola kegiatan nantinya

3.      Mempersiapkan SDM kelompok sebagai fasilitator dan mempersiapkan sarana dan fasilitas yang berada di KTH

4.   Mendorong KTH agar bisa menjadi Wanawiyata Widyakarya, karena dengan adanya wanawiyata widyakarya diharapkan nantinya mampu menjadi kebangkitan kelompok tani hutan untuk berperan dalam pembangunan kehutanan dan lingkungan , menjalankan fungsi sebagai media belajar, berbagi ilmu berbagai pengalaman, dan menjadi inspirasi bagi kelompok masyarakat lainnya.