Jumat, 03 Desember 2021

5 CARA SUKSES BUDIDAYA TANAMAN SENGON AGAR MAMPU TUMBUH SUBUR DAN TINGGI

 

 

Tanaman Sengon adalah sejenis pohon anggota suku Fabaceae yang mempunyai nilai jual yang cukup tinggi. Pohon sengon mampu mencapai tinggi 30 sampai 45 meter dengan diameter batang sekitar 70 sampai 80 cm. Pohon sengon memiliki berat jenis rata-rata 0,33 dan tergolong ke dalam kelas awet IV sampai V. Batang tanaman sengon berbentuk bulat dan tidak berbanir. Kulit luarnya berwarna putih atau kelabu, tidak beralur dan tidak mengelupas. Tanaman yang satu ini memiliki akar tunggang dan akar serabut. Akar tunggangnya dapat tumbuh menancap tanah cukup kuat. Sedangkan akar serabutnya tergolong tidak terlalu banyak.

Tanaman Sengon solomon akhir-akhir ini begitu banyak digemari karena harga jualnya yang cukup tinggi. Profit yang bisa didapat dari budidayan tambang emas hijau ini begitu menarik banyak minat orang untuk membudidayakannya. Oleh karena itu, Untuk Menghasilkan pohon sengon solomon yang berkualitas tentunya harus memperhatikan beberapa hal dalam budidya cara budidaya pohon sengon solomon.

 

5 CARA SUKSES BUDIDAYA TANAMAN SENGON AGAR MAMPU TUMBUH SUBUR DAN TINGGI

1.  PEMILIHAN BIBIT

a.  Tahapan Penyemaian dengan Benih Sengon

Kegiatan penaburan benih sengon dilakukan dengan maksud untuk memperoleh prosentase kecambah sengon yang maksimal dan menghasilkan kecambah sengon yang sehat. kualitas kecambah sengon ini akan mendukung terhadap pertumbuhan bibit sengon, kecambah sengon yang baik akan menghasilkan bibit sengon yang baik pula dan hal ini akan dapat membentuk tegakan pohon sengon yang berkualitas. 

b.  Mendapatkan bibit Sengon solomon Unggul.

Selain budidaya pohon sengon dari benih, anda juga dapat melakukan budaidaya tanaman sengon dari membeli bibit sengon
yang sudah dalam bentuk pohon. . cara ini diambil untuk efisiensi waktu dan tenaga serta untuk pengurangi resiko tanaman mati pada tahan penyemaian. Pilihlah bibit tanaman sengon solomon yang berkualitas.

 

2.  PENYIAPAN LAHAN

Penyiapan lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu dengan tujuan untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara pelaksanaan persiapan lahan dimulai dari pembukaan lahan, pembersihan lahan dengan membuat lubang untuk tanaman sengon.

a. Pembersihan lahan, yaitu berupa kegiatan penebasan terhadap semak belukar dan padang rumput. Selanjutnya ditumpuk pada tempat tertentu agar tidak mengganggu ruang tumbuh tanaman. 

b. Pengolahan tanah, dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah dengan cara mencanggkul atau membajak (sesuai dengan kebutuhan).

c.   Pembuatan lobang tanam, lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm tepat pada ajir yang sudah terpasang.

 

3.  TAHAP PENANAMAN

Masukkan pupuk Kompos+NPK 2,5 gr (campur) sebagai pupuk dasar diendapkan dilubang setinggi 30 cm (dapat langsung tanam atau 3-7 hr kemudian baru tanam). Kemudian masukkan bibit yang polibagnya sudah dibuka/disobek kedalam,dudukan yang benar/rata,lalu isi tanah kompos sebagai penutup akar dengan tanah setinggi 20 cm (jangan terlalu dipadatkan),hingga tersisa lubang 10 cm sebagai kantong air. Akan memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan sengon solomon.

Penanaman bibit sengon, pelaksanaan kegiatan penanaman sengon harus dilakukan secara hati – hati agar bibit sengon tidak rusak dan penempatan bibit sengon pada lobang tanam harus tepat ditengah-tengah serta akar bibit sengon tidak terlipat, hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit sengon selanjutnya.

4.  TAHAP PEMELIHARAAN

Didalam pemeliharaan tanaman pohon sengon diperlukan beberapa hal untuk menunjang pertumbuhan pohon sengon solomon. kegiatan pemeliharaan yang dilakukan berupa kegiatan : Penyulaman, Penyiangan, Pendangiran, Pemangkasan, dan Penjarangan.

a.    Penyulaman

Penyulaman merupakan proses penggantian tanaman sengon yang mati atau sakit dengan tanaman sengon yang baik, penyulaman pertama dilakukan sekitar 2-4 minggu setelah tanam, penyulaman kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun pertama (sebelum tanaman berumur 1 tahun). Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak tertinggal dengan tanaman lain, maka dipilih bibit sengon yang baik disertai pemeliharaan yang intensif.

b.    Penyiangan

Kegiatan penyiangan dilakukan untuk membebaskan tanaman pokok dari tanaman penggagu dengan cara membersihkan gulma yang tumbuh liar di sekeliling tanaman sengon, agar kemampuan kerja akar sengon dalam menyerap unsur hara dapat berjalan secara optimal.

Penyiangan dilakukan pada tahun-tahun permulaan sejak penanaman agar pertumbuhan tanaman sengon tidak kerdil atau terhambat, selanjutnya pada awal maupun akhir musim penghujan, karena pada waktu itu banyak gulma yang tumbuh.

c.    Pendangiran,

Kegiatan Pendangiran yaitu usaha mengemburkan tanah disekitar tanaman sengon dengan maksud untuk memperbaiki struktur tanah yang berguna bagi pertumbuhan tanaman.

d.    Pemangkasan

yaitu melakukan pemotongan cabang pohon sengon yang tidak berguna (tergantung dari tujuan penanaman).

e.    Penjarangan

penjarangan dilakukan untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih leluasa bagi tanaman sengon yang tinggal. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman sengon berumur 2 dan 4 tahun, Penjarangan pertama dilakukan sebesar 25 %, maka banyaknya pohon yang ditebang 332 pohon per hektar, sehingga tanaman yang tersisa sebanyak 1000 batang setiap hektarnya dan penjarangan kedua sebesar 40 % dari pohon yang ada ( 400 pohon/ha ) dan sisanya 600 pohon sengon dalam setiap hektarnya merupakan tegakan sisa yang akan ditebang pada akhir daur. Cara penjarangan dilakukan dengan menebang pohon-pohon sengon menurut sistem “untu walang” (gigi belakang) yaitu : dengan menebang selang satu pohon pada tiap barisan dan lajur penanaman. Sesuai dengan daur tebang tanaman sengon yang direncanakan yaitu selama 5 tahun maka pemeliharaan pun dilakukan selama lima tahun.

5. PENANGGULANGAN PENYAKIT

a. Penyakit Karat Tumor /karat puru

Penyakit karat tumor /karat puru (gall rust), merupakan salah satu penyakit yang berbahaya pada tanaman sengon. Penyebab penyakit karat tumor/karat puru pada tanaman sengon adalah jamur karat (Uromycladium tepperianum). Infeksi dapat terjadi pada biji, semai maupun tanaman dewasa tanaman di lapangan. Semua bagian tanaman meliputi pucuk, cabang, ranting, daun, batang, bunga dan biji dapat terinfeksi oleh jamur tersebut. Dampak penyakit meluas pada semai sampai tanaman dewasa, mulai dari menghambat pertumbuhan sampai mematikan tanaman.

b.  Gejala dan serangan

    Serangan karat tumor/karat puru ditandai dengan terjadinya pembengkakan (gall) pada ranting/cabang, pucuk-pucuk ranting, tangkai daun dan helai daun. Gall ini merupakan tubuh buah dari jamur.

c.  Pencegahan dan pengendalian

1. Pencegahan
Untuk serangan karat tumor/karat puru di persemaian: yang menunjukkan gejala-gejala serangan harus segera dicabut dan dimusnahkan/dibakar dan Pemeliharaan tanaman dengan pemberian pupuk dan penjarangan tanaman.

2. Pengendalian
Menghilangkan gall dan bagian tanaman yang terserang sedini mungkin, sebelum galll membesar dan berwarna coklat. Langkah yang dilaksanakan untuk mematikan sel-sel penyakit karat tumor sebagai berikut :

1.    Cara Kimiawi : spirtus, larutan/bubur garam, larutan/bubur belerang

a. Spritus  :

Bagian tanaman yang terserang dibersihkan dengan cara mengelupas gall tersebut dari batang/cabang/pucuk. Selanjutnya bagian tersebut dismprot/dioles dengan spirtus.

b. Larutan/bubur garam :

5 kg kapur + 0,5 kg garam + air 5-10 liter diaduk-aduk sampai rata. Bagian tanaman yang terserang dibersihkan dari gallnya, kemudian disemprot/dioles dengan larutan/ bubur garam.

c. Larutan/bubur belerang :

1 kg kapur + 1 kg belerang + air 10-20 liter diaduk-aduk sampai rata. Bagian tanaman yang terserang dibersihkan dari gallnya, kemudian bagian tersebut disemprot/dioles larutan /bubur belerang.

2.    Cara mekanik :

Memotong pucuk, cabang ranting yang ditumbuhi gall. kemudian disemprot/disiram dengan sprirtus atau larutan/bubur garam atau larutan/bubur belerang atau kemudian dibakar atau dipendang dalam tanah. sebagai catatan : jangan memotong pucuk, cabang, ranting yang ditumbuhi gall dan dibuang disembarang tempat, karena akan menyebarkan spora penyakit karat tumor lagi.

3.  Cara Rotasi Tanaman:

  Menghindari penanaman sengon untuk sementara, terutama di dataran tinggi yang berkabut. Penggantian sengon sebagai tanaman pokok, dengan tanaman cepat tumbuh dan menghasilkan.

 

Jumat, 26 November 2021

GERAKAN PENANAMAN BIBIT PRODUKTIF DALAM RANGKA PENGHIJAUAN LAHAN DI DESA TANJUNGREJO KEC. BADEGAN KAB. PONOROGO

 


Tanaman dan pepohonan mempunyai peran yang sangat vital bagi kelangsungan ekosistem dan kehidupan manusia. Bahkan tanpa kita sadari bersihnya udara yang kita hirup setiap saat adalah andil pohon yang telah membersihkan udara dari partikel-partikel yang mencemarinya seperti karbondioksida.

Sumber air bersih yang banyak di jumpai di hutan dapat di peroleh karena akar-akar pepohonan mampu menyerap dan menyimpan cadangan air. Namun sayang keberadaan hutan untuk menopang kehidupan di bumi semakin berkurang akibat pembalakan liar atau ilegal loging, kebakaran hutan dan alih fungsi hutan.

Selain memenuhi kebutuhan primer manusia, pohon juga mempunyai nilai ekonomis khususnya tanaman-tanaman produktif yang digunakan sebagai bahan baku industri, bahan bangunan maupun konsumsi buahnya oleh manusia.

Tanaman bibit produktif menjadi jenis yang di pilih untuk ditanam di lahan-lahan masyarakat. Karena selain meningkatkan produktivitas lahan, kelak di masa depan hasilnya dapat di nikmati oleh masyarakat.

Kelompok masyarakat (Pokmas) Desa Tanjungrejo Kec. Badegan Kab. Ponorogo melaksanakan gerakan penanaman tanaman produktif pada tanggal 11 Nopember 2021 dengan jumlah bibit sebanyak 1.500, dengan rincian 500 Alpokat, 500 Sawo, 500 Jeruk Keprok yang di peroleh melalui BPDASHL Solo. Lokasi penanaman tersebar di seluruh dusun. Penyelenggaraan penanaman melibatkan perwakilan DPR RI,  masyarakat setempat, tokoh warga, Seluruh Penyuluh Kehutanan Kab. Ponorogo dan Kepala Seksi Rehabilitasi Lahan dan Pemberdayaan Masyarakat CDK Wilayah Pacitan. 

Kegiatan penanaman bibit produktif di harapkan dapat memberikan sumbangsih kepada lingkungan Desa Tanjungrejo Kec. Badegan Kab. Ponorogo, selain untuk manfaat penghijauan alam, di harapkan setelah bibit pohon tumbuh besar masyarakat dapat memanfaatkan buah-buahan yang di hasilkan oleh setiap pohon.

Rabu, 27 Oktober 2021

MENGENAL TANAMAN PORANG

 


Tanaman porang (Amarphopallus oncophilus) adalah tanaman daerah tropis yang termasuk family iles-iles, juga merupakan family bunga bangkai yang terkenal itu. Tanaman ini mempunyai umbi yang kandungan Glucomanan-nya cukup tinggi.

A.  MORFOLOGI PORANG

Tanaman porang merupakan tumbuhan herba dan menahun. Batang tegak, lunak, batang halus berwarna hijau atau hitam belang-belang (totol-totol) putih. Batang tunggal memecah menjadi tiga batang sekunder dan akan memecah lagi sekaligus menjadi tangkai daun. Pada setiap pertemuan batang akan tumbuh bintil / katak berwarna coklat kehitam-hitaman sebagai alat perkembangbiakan tanaman porang. Tinggi tanaman dapat mencapai 1,5 meter sangat tergantung umur dan kesuburan tanah.

Di Indonesia tanaman Porang dikenal dengan banyak nama tergantung pada daerah asalnya. Misalnya disebut acung atau acoan oray (Sunda), Kajrong (Nganjuk) dll. Banyak jenis tanaman yang sangat mirip dengan porang yaitu diantaranya: Suweg (Amorphophallus campanulatus), Iles-iles dan Walur.

B. SYARAT TUMBUH

Tanaman porang pada umumnya dapat tumbuh pada jenis tanah apa saja, namun demikian agar usaha budidaya tanaman porang dapat berhasil dengan baik perlu diketahui hal-hal yang merupakan syarat-syarat tumbuh tanaman porang, terutama yang menyangkut iklim dan keadaan tanahnya.

    1. Keadaan Iklim

Tanaman porang mempunyai sifat khusus yaitu mempunyai toleransi yang sangat tinggi terhadap naungan atau tempat teduh (tahan tempat teduh). Tanaman porang membutuhkan cahaya maksimum hanya sampai 40%. Tanaman porang dapat tumbuh pada ketinggian 0 - 700 M dpl. Namun yang paling bagus pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 - 600 M dpl.

    2. Keadaan Tanah

Untuk hasil yang baik, tanaman porang menghendaki tanah yang gembur/subur serta tidak becek (tergenang air). Derajat keasaman tanah yang ideal adalah antara PH 6 - 7 serta pada kondisi jenis tanah apa saja.

    3. Kondisi Lingkungan

Naungan yang ideal untuk tanaman porang adalah jenis jati, mahoni sono, dan lain-lain, yang pokok ada naungan serta terhindar dari kebakaran. Tingkat kerapatan naungan minimal 40% sehingga semakin rapat semakin baik.

C. PERKEMBANGBIAKAN PORANG

Perkembangbiakan tanaman porang dapat dilakukan dengan cara generatif maupun vegetatif secara umum perkembangbiakan tanaman porang dapat dilakukan melalui berbagai cara yaitu antara lain :

     1. Perkembangbiakan dengan Katak

 


 Dalam 1 kg Katak berisi sekitar 100 butir katak. Katak ini pada masa panen dikumpulkan kemudian disimpan sehingga bila memasuki musim hujan bisa langsung ditanam pada lahan yang telah disiapkan. Pada setiap pertemuan batang porang akan tumbuh bintil berwarna coklat kehitam-hitaman sebagai alat perkembangbiakan tanaman porang, inilah yang disebut katak.

    2. Perkembangbiakan dengan Biji/Buah

 


        Tanaman porang pada setiap kurun waktu empat tahun akan menghasilkan bunga yang kemudian menjadi buah atau biji. Dalam satu tongkol buah bisa menghasilkan biji sampai 250 butir yang dapat digunakan sebagai bibit Porang dengan cara disemaikan terlebih dahulu.

    3. Perkembangbiakan dengan Umbi

 


 ·       Dengan umbi yang kecil, ini diperoleh dari hasil pengurangan tanaman yang sudah terlalu rapat sehingga perlu untuk dikurangi. Hasil pengurangan ini dikumpulkan yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai bibit.

·       Dengan umbi yang besar, ini dilakukan dengan cara umbi yang besar tersebut dipecah-pecah sesuai dengan selera selanjutnya ditanam pada lahan yang telah di siapkan.

 D. MANFAAT PORANG

Manfaat tanaman porang banyak sekali terutama untuk industri dan kesehatan, hal ini terutama karena kandungan zat glucomanan yang ada di dalamnya. Adapun manfaat umbi porang adalah sebagai bahan lem atau perekat dan sebagai bahan makanan.

Umbi porang bisa dibuat chips, chip setelah dimurnikan jadi tepung dibuat beraneka makanan, antara lain mie, tahu dan beras tiruan rendah kalori. Manfaat lain porang antara lain dipakai sebagai perekat atau lem, campuran bahan baku industri, bahan dasar industri perfilman, hingga diolah menjadi minuman penyegar tubuh.