Jumat, 26 Maret 2021

CARA MENGENDALIKAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KUNYIT

 

 

Curcuma longa atau kunyit (kunir) merupakan salah satu tanaman rempah-rempah dan tanaman obat asli dari daerah asia tenggara dan kemudian menyebar ke daerah indonesia, malaysia, australia bahkan sampai ke daerah afrika.

Tanaman ini biasa dimanfaatkan sebagai bahan masakan atau pemberi warna kuning pada masakan dan bisa juga dijadikan sebagai bahan pengawet. Selain itu, tidak sedikit yang menjadikan sebagai obat.

Oleh karena pemanfaatan kunyit dalam kehidupan sehari-hari sangat beragam, terutama pada daerah Asia Tenggara, membuat tanaman kunyit menjadi salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan.

Akan tetapi tanaman ini sama halnya dengan tanaman lain. Pada saat proses pembudidayaannya, tanaman kunyit tidak bisa luput dari serangan berbagai jenis hama dan penyakit yang membuat tanaman kunyit rusak atau bahkan mati. Serangan-serangan yang ditimbulkan dapat berakibat pada kualitas yang dihasilkan oleh tanaman.

 

 

Berikut ini hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman kunyit sekaligus cara mengatasinya :

 1.  Ulat Penggerek (Dichcrosis Puntifera)

Untuk jenis hama pada tanaman kunyit selama yang satu ini diketahui hanya terdapat satu jenis yaitu Ulat penggerek akar atau Dichcrosis puntifera. Tanaman kunyit yang terserang oleh hama jenis ini akan memperlihatkan tanda atau gejala pada pangkal akar tunas daun yang menjadi menjadi layu, bila hal tersebut dibiarkan tanpa adanya perawatan maka akan mengakibatkan tunas mengering lalu membusuk.

Cara Pengendaliannya

Untuk mengendalikan hama jenis inielakukan sanitasi lahan secara rutin agar lahan steril dari serangan. Bila serangan yang terjadi sudah tak terbendung, pembudidaya bisa mengatasinya dengan cara meenyemprotkan insektisida furadan G-3 secara berkala atau dengan cara memilih bibit tanaman kunyit yang memiliki tahan terhadap serangan hama.

 

2.  Layu Bakteri Ralstonia (Solanacearum E.F Smith)

Penyakit jenis ini disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini bisa terlihat pada daun tua yang menguning dan kemudian menggulung jauh sebelum masa panen tiba, bila hal ini dibiarkan seluruh daun termasuk daun muda akan mengikuti proses penguningan dan layu sampai seluruh daun akan mati.

Adapun gejala lain yang dapat dilihat adalah pada bagian pangkal terlihat cekung basah dengan garis hitam atau abu-abau sepanjang batang yang jika anda tekan dengan tangan akan mengeluarkan lendir yang berwarna putih seperti susu.

Cara Pengendaliannya

Untuk mengendalikan penyakit jenis ini dapat dilakukan dengan memperbaiki drainase tanah atau menanam bibit tahan penyakit. Sementara, untuk mencegah penyebaran, buanglah tanaman yang tertular dan musnahkan jauh dari lahan tanaman tersebut.

 

3. Busuk Akar Rimpang

Penyakit busuk akar  ini disebabkan oleh bakteri Sclerotikum rolfsii Sacc. Gejala yang ditimbulkan dapat terlihat pada bagian kulit akar keriput serta tunas-tunas muda yang membusuk serta mengering dan berwarna coklat kehitaman.

Hal ini sangat jelas terlihat pada bagian permukaan kulit yang keriput berupa miselium jamur tipis yang berwarna putih seperti berbulu. Apabila hal ini dibiarkan maka pada akar tanaman akan membusuk dan bisa menyebabkan kematian pada tanaman.

Cara Pengendaliannya

Dapat dikendalikan dengan perbaikan drainase tanah dan menanam bibit yang tahan penyakit, atau dapat juga dengan menyemprotkan fungisida pada tanaman yang tertular.

 

4. Karat Daun

Penyakit ini disebabkan oleh organisme puccinia sp. Gejala yang timbul akibat serangannya dapat terlihat pada bagian daun yang terdapat bintik-bintik berbentuk bulat berwarna coklat kehitaman yang berukuran 1-6 mm, dengan jaringan yang berwarna coklat kekuningan mengelilinginya.

Gejala lain juga dapat dilihat pada permukaan bawah ditemukan butir-butir halus berwarna kuning yang merupakan uredospora cendawan. apabila hal ini dibiarkan akibatnya bisa menyebabkan kematian pada tanaman dan menggagalkan panen pada serangan yang besar.

Cara Pengendaliannya

Untuk mengendalikan serangannya dapat dilakukan dengan cara mengatur kelembaban lingkungan tanam.

 

5. Bercak Daun

Penyakit bercak daun disebabkan oleh serangan organisme colletotrichun capsici. Gejala yang ditimbulkan dapat terlihat dengan bercak yang berukuran 4-5 cm didaun.

Ciri-ciri gejala ini antara lain, bagian pinggir bercak tidak beraturan dan dikelilingi garis berwarna kekuningan dengan bagian tengah yang kering, semakin lama bintik hitam yang muncul akan menyerupai bentuk cincin dan apabila hal ini biarkan maka akan menyebabkan kematian pada daun.

Cara Pengendaliannya

Dapat dikendalikan dengan penanaman benih dari induk sehat, dapat pula dengan penggunaan fungsida atau cairan kapur bordo selama 4-7 hari hingga tanaman terlihat.